ESSAI : “ACTION RESEARCH” SEBUAH SOLUSI BUKAN DESKRIPSI

ACTION RESEARCH”  SEBUAH SOLUSI BUKAN DESKRIPSI
Oleh: Abdul Rahim
(peserta Lomba esai UKMF LIMLARTS /  dari UPY )

Basis Penelitian Pendidikan
Penelitian merupakan salah satu hal yang selalu dilakukan oleh mahasiswa, baik dalam membuat makalah, penugasan, laporan praktik maupun membuat skripsi. Pembiasaan mengkaji literatur ilmiah dan menyusunnya dalam metode yang tepat merupakan strategi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami cara berpikir logis yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kondisi sosial dan memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi di masyarakat merupakan suatu tujuan utama lembaga pendidikan dalam mendidik mahasiswa.
Kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini bila tidak digunakan untuk hal yang positif, akan menyebabkan terjadinya penurunan daya saing mahasiswa dalam bidang-bidang ilmiah. Adanya fasilitas internet yang dapat menampung dan mempublikasikan berbagai tulisan-tulisan ilmiah, menjadikan mahasiswa semakin dimudahkan dalam membuat karya ilmiah. Naskah-naskah yang sudah disediakan di internet dengan mudahnya dapat diunduh dan dirubah sedikit menjadi karya mahasiswa. Hal inilah yang menjadikan mahasiswa terbiasa mendapatkan tulisan-tulisan yang diinginkan dalam semalam. Kebiasaan inilah yang menjadikan kualitas mahasiswa kurang maksimal. Pembodohan diri ini akan terus berlanjut sampai pada akhir karya mahasiswa yaitu penelitian untuk skripsi atau tugas akhir.
Ketidakbiasaan mahasiswa dalam menganalisis dan memberikan solusi permasalahan yang ada saat masih kuliah, menyebabkan mahasiswa tidak banyak berpikir tentang berbagai solusi permasalahan di masyarakat. Mahasiswa lebih memilih untuk mencari hal-hal yang mudah dalam menyelesaikan permasalahan tugas yang diberikan dosen di kampus. Berbagai tugas yang dibebankan kepadanya, dapat dicari dengan mudah di internet dalam waktu cepat tanpa memperhatikan dasar-dasar ilmiah dalam penulisan. Apabila hal ini terus dilakukan oleh mahasiswa, maka cara berpikir mahasiswa sampai lulus kuliah akan terus seperti apa yang dikerjakannya saat ini, yaitu bila ada tugas, langsung mengunduh di internet, menganti nama dan selesai.

Karya Ilmiah Mahasiswa sebuah Kesadaran Semu
Makalah yang merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang-bidang penulisan ilmiah ternyata tidak dipahami benar fungsinya bagi mahasiswa. Dalam diri mahasiswa hanya berpikir tentang tugas yang harus selesai pada rentang waktu yang telah ditentukan dan mendapatkan nilai tugas,padahal fungsi dari makalah tidak hanya sebatas hal itu. Makalah merupakan sarana belajar bagi mahasiswa untuk menulis dengan metode yang tepat, merangkai kalimat yang benar, mengembangkan analisis, dan mencari solusi terhadap berbagai permasalahan. Apabila pemahaman tersebut tidak dipahami oleh mahasiswa maka makalah hanya diartikan sebagai tulisan untuk memenuhi tugas semata.
Disatu sisi, banyak dosen yang memberikan makalah tidak memberikan reward maupun reinforcement kepada mahasiswa. Makalah yang sudah diserahkan kepada dosen seyogyanya diberi penilaian dan dikembalikan kepada mahasiswa sebagai bentuk penghargaan atas jerih payahnya dalam membuat makalah. Reward tersebut juga dapat merupakan sarana untuk memfilter makalah-makalah yang dikumpulkan dari hasil plagiasi di internet. Makalah yang diberi reward penilaian juga perlu diberikan pembenahan tata tulis, sehingga hal tersebut dapat menjadikan reinforcement kepada mahasiswa untuk membuat makalah mendatang. Penulisan yang salah diberi notasi sehingga mahasiswa tidak melakukan kesalahan yang kedua kalinya dalam penulisan. Apabila hal ini dilakukan, maka kualitas penulisan mahasiswa semakin lama semakin meningkat.
Pengelompokan mahasiswa dalam presentasi makalah juga perlu dicermati oleh dosen. Banyak mahasiswa yang hanya menuliskan namanya dalam naskah-naskah kelompok tugas. Presentasi tugas juga banyak diserahkan kepada mahasiswa yang mempunyai kemampuan dalam mendeskripsikan karya tulis, sedangkan mahasiswa yang lainnya tidak aktif dalam presentasi tersebut. Perubahan sistem presentasi perlu dirubah dengan sistem acak. Semua mahasiswa harus siap untuk menjadi pemakalah. Apabila sistemnya tidak dirubah maka mahasiswa yang tidak membuat naskah, tidak membuat presentasi, juga tidak mau menjadi pemakalah.

Action Research” versus Deskripsi
Berbagai fenomena dasar pembentukan karakter mahasiswa saat penugasan karya ilmiah dalam berbagai mata kuliah yang dimudahkan dengan berbagai sistem plagiasi di internet maupun sistem yang tidak mendukung perilaku ilmiah menjadikan degradasi jiwa ilmiah mahasiswa. Perilaku tersebut kemudian terakumulasi pada saat penulisan akhir mahasiswa. Banyak mahasiswa yang membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan skripsinya. Mahasiswa juga ada yang mengambil jalan pintas dengan memberikan jasa kepada konsultan skripsi untuk membuatkan karya ilmiah. Hasil dari penelitian mahasiswapun kurang maksimal dan sekedar apa adanya.
Penelitian-penelitian mahasiswa tidak lagi seperti yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan, namun hasilnya jauh dari yang diharapkan. Mahasiswa hanya mengejar judul yang bisa di acc oleh dosen dan membuatnya secara sederhana. Konsep pemikiran mahasiswa hanya sekedar deskripsi tidak melakukan (action research) dalam memberikan solusi dalam berbagai permasalahan yang ada. Kualitas pendidikan tidak akan meningkat apabila penelitian-penelitian hanya berbasis deskripsi, paparan literatur yang tidak memberikan dampak bagi pendidikan.
Tulisan ini bukan memperdebatkan tentang mana yang lebih baik antara pernyataan mana yang lebih baik antara kualitatif, kuantitatif, maupun penelitan tindakan, namun yang menjadi inti adalah penekanan penelitian merupakan bagi solusi permasalahan. Banyak karya-karya mahasiswa yang hanya sekedar menjabarkan suatu tindakan yang dilakukan oleh lembaga lain dan mendeskripsikan peranannya, sehingga apabila hal tersebut menjadi sebuah karya ilmiah yang telah selesai dibuat, tidak akan membuat meningkatkan pendidikan di Indonesia.
Sebenarnya perlu adanya kebijakan yang mengarahkan karya karya ilmiah untuk lebih mengarah pada “Action Research” baik dalam bentuk-bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian pengabdian, penelitian pengembangan, penelitian kreativitas, penelitian model dan sebagainya. Penelitian perlu berbasis pemikiran tentang sebuah aksi yang dapat meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan melakukan penelitian yang berjenjang.

Wacana Akhir
Jiwa peneliti tidak timbul sehari dua hari saja, namun merupakan proses yang berkesinambungan. Penanaman nilai-nilai ilmiah dimulai dari pembuatan karya-karya sederhana yang saat pembuatan makalah yang dibarengi oleh pemberian reward dan reinforcement. Pembenahan sistem yang mendukung nilai-nilai ilmiah dalam proses pembelajaran perlu ditingkatkan agar mahasiswa tidak hanya sekedar menjadi plagiasi dari pengaruh tekhnologi internet. Penelitian-penelitian action research perlu ditingkatkan agar dapat memberikan solusi permasalahan pendidikan di Indonesia, bukan sekedar karya-karya deskripsi.




























Comments

Popular posts from this blog

ESSAI : Krisis Moral :Dunia Pendidikan sebagai Ujung Tombak Character Building dalam Menemukan Jati Diri Bangsa

SYARAT DAN KETENTUAN LOMBA POSTER ILMIAH NASIONAL #3 2019

SYARAT DAN KETENTUAN LOMBA POSTER ILMIAH NASIONAL #4 2020 (DARING)